Bahagia Itu Sederhana

Yup, bahagia itu sederhana, sesederhana melihat ghazi yang tiba2 ikut shalat berjama'ah denganku dan suami tanpa komando, yang diakhiri dengan suara lantangnya membaca doa untuk orang tua dan menciumi kami bergantian. ya... sesederhana itu😌

Dibalik kekurangannya, Ghazi adalah anak yang cerdas, ingatannya kuat, dan aku yakin ghazi memiliki kemampuan problem solving yang baik. Sedikitpun aku tidak pernah ragu, kalau suatu hari nanti, InsyaAllah, ghazi akan tumbuh menjadi orang yang hebat dengan kepribadian yang baik, jauh lebih baik dari kedua orangtuanya

Melihat tingkah lakunya yg dengan sigap mengambil kain pel untuk membersihkan tumpahan air yang dia sebabkan, dengan segera aku labeli sebagai tindakan yang bertanggung jawab. Perlahan ia juga mulai belajar untuk menyampaikan keiginannya untuk BAK maupun BAB walaupun masih belum konsisten. Mulai mengekspresikan apa yang dia inginkan secara verbal, walaupun masih satu kata, menjadi penyemangat bagiku untuk melanjutkan upaya2 kami selama ini.

Menjadi anak dengan kecenderungan ADHD memang membuat ghazi memiliki perkembangan yang lebih lambat dari anak2 seusianya. Tapi dibalik itu, mengamati setiap perkembangan yang dialaminya menjadi penyemangat tersendiri untukku.


Bahagia itu memang sederhana ketika kita mampu bersyukur. Berhenti menangisi apa yang tidak kita miliki dan moving on dengan mensyukuri apa yang telah Allah berikan, adalah resep utama untuk bahagia. Walaupun realitanya akan selalu ada godaan-godaan untuk mengeluh dan bersedih, tapi jangan lupa bahwa ada lebih banyak lagi hal yang bisa membuat kira merasa bersyukur, dan akhirnya, bahagia.

Komentar

Postingan Populer