Apa yang Ada di Dalam Pikiran Ghazi?? - Dig Deeper About ADHD
Di tulisan kali ini sy pengen mencoba sharing lebih tentang Ghazi yang di diagnosa speech delay-ADHD. Ada banyak penjelasan-penjelasan yang beredar di internet tentang syndrome ini. Salah satu kutipan yang mungkin bisa menjelaskan salah satu kondisi ADHD adalah quote berikut:
Not enough people realize that ADHD is not disorder about loss of focus. It is a disorder of loss emotional control, which triggered by outside influence, self-esteem and our interpretation of event. Whether this is positive or negative it triggres us to hyperfocus on what consumes our thought. Staying positive is critical and distancing oneself from hurtful people is essential, in order live of life with purpose - Shannon L. Alder
Quotes di atas sy dapat dari akun instagram @con_first
Dari quotes di atas sedikit banyaknya dapat kita ketahui bahwa penderita ADHD itu bukannya kehilangan fokus, tp mereka kesulitan dalam mengelola emosinya yang diakibatkan faktor dari luar dirinya, harga diri, dan interpretasi mereka terhadap suatu moment/peristiwa.
Dari quotes di atas sedikit banyaknya dapat kita ketahui bahwa penderita ADHD itu bukannya kehilangan fokus, tp mereka kesulitan dalam mengelola emosinya yang diakibatkan faktor dari luar dirinya, harga diri, dan interpretasi mereka terhadap suatu moment/peristiwa.
Mereka cenderung mengulang2 ingatan tentang apa yg mereka lihat dan dengar, ketika itu berkesan untuk mereka, rekaman itu akan terulang di otak mereka secara detail yang akhirnya akan menjadi gangguan/distraksi untuk bisa fokus pada apa yang sedang mereka lakukan saat ini
Karena itulah, terkadang, saat ghazi lg asyik2nya belajar di rumah, dia bisa tiba2 tertawa cekikikan sambil mengulang candaannya sama mamanya dengan detail, sampai ketawanya pun sama dengan saat kita bercanda. Atau saat mewarnai sesuatu yang pernah dia warnai sebelumnya, urutan warna itu pun akan di ingatnya secara detail.
Itulah kenapa, kadang ghazi terkesan seperti tidak nyambung saat ditanya, lain pertanyaan lain jawaban, harus mengulang2 dan mempertegas pertanyaan baru dijawab, karena bisa jadi saat kita berkomunikasi dengan ghazi, saat itu otaknya sedang memutar rekaman peristiwa2 lampau yang membuyarkan fokusnya terhadap peristiwa yg sedang dia hadapi saat ini. Saat itu terjadi pikirannya menjadi hyper-focus terhadap beberapa memori yang terputar ulang di pikirannya.
Bukan hanya itu, dari peristiwa yang mereka ingat, bukan tidak mungkin mereka juga akan merekam perasaan mereka saat itu, bisa di bayangkan, ketika perasaan mereka saat menghadapi peristiwa di masa lampau, kemudian semuanya diputar berulang dan random dengan perasaan yang berbeda2, hal ini sudah cukup menjelaskan kenapa ghazi sangat mudah marah dan tantrum.
Bahkan saat menjelang tidur sekalipun, otak ghazi seakan tidak bisa di ajak untuk istirahat. Momen menjelang tidur sering jadi momen paling drama di sepanjang hari, karena sebelum tidur, ghazi bisa seperti cacing kepanasan dengan mulut yang juga tidak bisa berhenti mengulang apa yang dia dengar sepanjang hari.
Sangat penting juga bagi seseorang dengan ADHD untuk selalu berada dalam lingkungan yang positif, sehingga apa yang terekam dalam ingatan mereka adalah hal2 yang positif juga.
Ingat banget belum lama ini ghazi main ke rumah temannya. Awalnya senang, lalu tiba2 saling pukul -ghazi dan temannya sama2 mukul- karena rebutan mainan. Dua hari setelahnya, bermain dengan teman yang berbeda yg juga berujung kelahi karena hal lainnya, dua peristiwa berdekatan ini sedikit banyaknya akan terbawa sampai kedepannya, terbukti saat main di playground (di hari yang berbeda), ghazi bisa dengan mudah berubah mood menjadi marah dan mukul hanya karena ada seseorang yang tiba2 muncul di depannya menghalangi jalannya turun dari perosotan. Karena ketika dia mengingat perasaan terganggu tersebut, dia jg mengingat moment saat dia saling pukul dengan temannya di masa lampau, dan karena ketidakmampuan mengelola emosinya akhirnya peristiwa ini berakhir tantrum yang tidak jarang berlangsung hingga 30 menit.
Seorang anak dengan ADHD juga akan mengalami kesulitan memahami instruksi. Saat memberi instruksi ke ghazi, kita harus betul2 detail, kita tidak bisa menyuruh ghazi membereskan mainannya dengan kalimat "ghazii...ayo bereskan mainannya", dia akan lebih mudah mencerna instruksi "ghazii...ayo mobil2annya simpan di kotak, sampahnya di buang di tempat sampah" dan instruksi2 detail lainnya. Saat kita menyuruhnya untuk siap2 ke sekolah dengan instruksi umum, seorang anak ADHD akan bingung menentukan hal apa yang harus dia lakukan lebih dulu. Karena itulah, bagi mereka yang telah beranjak dewasa, membuat jadwal tertulis mengenai rutinitas mereka adalah hal yang sangat membantu.
Sabar yang tidak berujung akan menjadi senjata paling ampuh untuk menghadapi Ghazi. Walau tidak bisa juga dipungkiri, sebagai manusia biasa, bisikan untuk lupa bersabar seringkali memperburuk suasana, terlebih saat tantrum nya datang😓
Banyak hal yang selama ini saya pelajari dari Ghazi. Bahwa seorang anak kecil sekalipun terkadang hanya ingin didengar. Sangat mudah bagi kita, apalagi yang berpredikat 'Orang Tua' untuk memberi nasehat, namun sangat susah untuk hanya sekedar 'MENDENGAR'.
Sabar yang tidak berujung akan menjadi senjata paling ampuh untuk menghadapi Ghazi. Walau tidak bisa juga dipungkiri, sebagai manusia biasa, bisikan untuk lupa bersabar seringkali memperburuk suasana, terlebih saat tantrum nya datang😓
Banyak hal yang selama ini saya pelajari dari Ghazi. Bahwa seorang anak kecil sekalipun terkadang hanya ingin didengar. Sangat mudah bagi kita, apalagi yang berpredikat 'Orang Tua' untuk memberi nasehat, namun sangat susah untuk hanya sekedar 'MENDENGAR'.
Semoga melalui tulisan ini, semakin banyak orang yang memahami bahwa mereka yang memiliki ADHD sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari lingkungannya. Mereka butuh kita untuk lebih bersabar menghadapi segala tingkah lakunya. Bukan keinginan mereka untuk menjadi seperti itu, ADHD adalah kelainan genetik yang tidak pernah mereka minta untuk ada di dalam diri mereka. Menjadi terasing dan kesulitan untuk bersosialisasi mungkin adalah hal yang lumrah bagi mereka. Bukan tidak mungkin orang akan menganggap mereka sebagai individu yang tidak perhatian, tidak peka, tidak menyenangkan untuk di ajak berkawan, dan lain sebagainya. Tapi yang sebenarnya, seseorang dengan ADHD bisa menjadi pribadi yang jauh lebih peka dibanding mereka yang normal, hanya saja mereka terkadang kesulitan untuk mengungkapkannya. Hal itulah yang mungkin di alami Ghazi terutama dengan masalah komunikasi dua arahnya yang sampai saat ini belum begitu lancar.
Untuk saat ini mungkin itu saja yang bisa saya sharing-kan, karena pun sampai detik ini masih banyak hal belum saya pahami tentang ADHD. Tulisan inipun mungkin hanya sedikit gambaran mengenai ADHD yang saya amati dari keseharian Ghazi baik saat di rumah ataupun saat di luar.
__________________
Balikpapan
16.15 WITA
Komentar
Posting Komentar